4 Mei 2009
Ijen Crater
Ijen Crater is the biggest crater lake in Java. The sulfur crater lake lies between a natural dams of deeply etched rock. It is 200 meters deep and contains about 36million cubic meters of steaming acid water, shrouded in a smelling swirling sulfur cloud. Inside the crater the different color and size of stones are found. Indeed the crater of Ijen is beautiful garden of stone as well.
The Ijen Plateau lies in the centre of the Ijen-Merapi Maelang Reserve, which extends over much of the mountainous region directly west of Banyuwangi and borders on the Baluran National Park in the north east. As at Mt. Bromo , the caldera is best viewed from the air. Fortunately, almost all commercial flights operating between Denpasar - Surabaya, Yogyakarta or Jakarta usually fly, if not directly over, then close by Ijen plateau, where the seemingly luminous blue/green crater lake forms an unmistakable landmark. It is a beautiful scenery and located about 32 km to the north west of Banyuwangi.
The principal attraction at Ijen is the large, sulphureous crater lake which lies hidden between sheer walls of deeply furrowed rock at more than 200 meters. The Ijen crater itself lies at approximately 2,300 meters above sea level. It forms a twin volcano with the now extinct Mount Merapi. The enormous crater lake, which is 200 meters deep and covers an area of more than meters, a million square meters, contains about 36 million cubic meters of steaming, acid water.
Ijen crater shows a special type of volcanic feature common to Indonesia, about 1 kilometer in diameter and 175 meters deep. The floor is covered completely by a warm lake, milky blue green in colours held back by a dam built many years ago by the Dutch, in order to keep the hot, mineral laden water from raining the crop lands below.
The crater can be reached from either the east or the west by any kinds of vehicles, but the second part of the trip covers distance 3 km on foot (jungle track). However, the latter is more popular approach, since the climb from the road's end to the edge of the lake is only one and a half hours. And a walk around the lake takes a full day.
The temperature drops at night, near the crater rim it can fall to about 5° Celcius. The road ends at Jampit, where very basic shelter is available. It is also possible to sleep in the old vulcanology station further up the hill, now used by sulphur collectors, but permission must be obtained in advance.
======================================================================================
Kawasan Wisata Kawah Ijen terletak di tengah area cagar alam Kawah Ijen yang masuk dalam wilayah Kabupaten Bondowoso, Kecamatan Klobang dan Kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Licin. Kawah ini berupa danau berwarna hijau tosca yang berada di ketinggian 2.368 meter di atas permukaan laut. Kawah itu berdinding kaldera setinggi 300-500m. Danau Ijen memiliki derajat keasaman nol, memiliki kedalaman 200 meter. Keasamannya cukup kuat untuk melarutkan pakaian dan jari manusia.
Kawah ini memiliki luas sekitar 5.466 hektar. Air kawah itu cukup tenang dan berwarna hijau kebiru-biruan. Pemandangan di sana terlihat begitu menakjubkan di pagi hari. Air kawah yang volumenya sekitar 200 juta meter kubik dengan panas mencapai 200 derajat celcius itu memancarkan kemilau hijau keemasan saat sinar mentari menerpa dari balik Gunung Merapi, saudara kembar Gunung Ijen.
Untuk mencapai Kawah Ijen dapat ditempuh dengan dua cara yaitu dari utara dan dari selatan.
a. Lewat jalan utara
Dari Situbondo menuju Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari kemudian dilanjutkan ke Paltuding yang dapat dicapai dengan kendaraan bermotor roda dua atau roda empat. Jarak Situbondo sampai Paltuding adalah 93 km dan kondisi jalan sampai Paltuding boleh dikatakan sangat bagus sehingga dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam.
b. Lewat jalan selatan
Dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak sekitar 15 km, yang dapat dilewati dengan kendaraan bermotor roda dua atau empat selama sekitar 30 menit. Dari Licin menuju Paltuding yang berjarak sekitar 18 km perjalanan dapat diteruskan dengan kendaraan bermotor terutama jenis jeep double gardan karena sekitar 6 km sebelum sampai di Paltuding melewati jalan yang dinamakan tanjakan erek-erek yang berupa belokan berbentuk S dan sekaligus menanjak, perjalanan memerlukan waktu sekitar satu jam, karena jalanan sering rusak oleh air hujan maupun dilewati truk pengangkut Belerang setiap hari.
Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi
Gunung Kawah Ijen memiliki sumberdaya gunungapi bervariasi dan sangat potensial yang meliputi :
a. Sublimat belerang.
Sublimat belerang merupakan produk Gunung Kawah Ijen yang sudah dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dalam industri kimia. Belerang dihasilkan dari hasil sublimasi gas-gas belerang yang terdapat dalam asap solfatara yang bersuhu sekitar 200 °C. Kapasitas belerang rata-rata sekitar 8 ton/hari . Lapangan solfatara terletak di sebelah tenggara danau Kawah Ijen.
b. Sumber mataair panas
Sumber mataair panas bertipe asam sulfat khlorida dengan suhu 70 °C dan pH sekitar 2, 6 terdapat didekat lapangan solfatara Ijen. Sedangkan air panas netral bertipe bikarbonat dengan suhu sekitar 45 ° terdapat di dalam kaldera Ijen sebelah utara yaitu di Blawan, Kabupaten Bondowoso
c. Air Danau Kawah Ijen
Danau Kawah Ijen merupakan reaktor multi komponen yang didalamnya terjadi berbagai proses baik fisika maupun kimia antara lain pelepasan gas magmatik, pelarutan batuan, pengendapan, pembentukan material baru dan pelarutan kembali zat-zat yang sudah terbentuk sehingga menghasilkan air danau yang sangat asam dan mengandung bahan terlarut dengan konsentrasi sangat tinggi. Air danau kawah Ijen dapat dibuat gipsum dengan cara menambahkan kapur tohor kedalamnya. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan di BPPTK tiap 1 liter air kawah Ijen yang direksikan dengan kapur tohor secara stokiometri menghasilkan 100 gram gipsum.
d. Lapangan Gipsum/anhidrit
Pembentukan gipsum/anhidrit terjadi di bawah dam Kawah Ijen yaitu di hulu Kali Banyupait. Air danau kawah yang mengandung sulfat dengan konsentrasi tinggi merembes dan atau melewati batuan sehingga terbentuk gipsum. Batuan disini berfungsi sebagai sumber kalsium. Dengan adanya proses penguapan/pemanasan di permukaan gipsum yang terjadi dapat kehilangan airnya sehingga membentuk anhidrit.
e. Batuan vulkanik terutama batu apung
Batu apung banyak ditemukan disekitar danau kawah Ijen terutama di hulu Kali Banyupait.
f. Objek Wisata dan studi vulkanologi
Gunung Danau Kawah Ijen selain menarik dijadikan sebagai objek wisata juga sangat menarik untuk studi geologi dan geokimia.
Wisata Kawah Ijen.
Gunung Kawah Ijen merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Timur yang selalu ramai dikunjungi baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Alam pegunungan yang indah dan sejuk sering mereka nikmati mulai dengan cara berkemah di Paltuding. Dengan ditemuinya ayam hutan disepanjang jalan aspal menunjukkan bahwa. keasrian gunung dan hutan masih terawat dengan baik.
Di Puncak Gunung Ijen terdapat danau kawah dengan airnya yang berwarna hijau toska dan ber-pH sangat asam. Di sebelah tenggara danau terdapat lapangan solfatara yang merupakan dinding danau Kawah Ijen dan di bagian barat terdapat Dam Kawah Ijen yang merupakan hulu dari Kali Banyupait.
Lapangan solfatara Gunung Kawah Ijen yang selalu melepaskan gas vulkanik dengan konsentrasi sulfur yang tinggi dan bau gas yang kadang menyengat dan mengiritasi saluran pernafasan ini merupakan objek wisata yang tak pernah terlewatkan untuk didatangi, bahkan tempat ini disiang hari tak pernah sepi karena selalu terdapat penambang belerang yang mengambil dan mengangkut/memikul sublimat belerang sampai di Paltuding.
Dam Kawah Ijen merupakan bagian dari objek wisata menarik tetapi tidak selalu dikunjungi oleh wisatawan dikarenakan antara lain pencapaiannya yang sulit disebabkan jalan menuju kesana sering rusal karena terjadi longsor. Dam Kawah Ijen adalah bangunan beton yang dibangun sejak jaman penjajahan Belanda dan dimaksudkan untuk mengatur level air danau agar tidak menyebabkan banjir air asam. Tetapi bendungan ini sekarang tidak berfungsi karena air tidak pernah mencapai pintu air disebabkan terjadinya rembesan/bocoran air danau di bawah dam.
Terjadinya rembesan yang terus menerus ini mengakibatkan terjadi proses pembentukan gypsum dari hasil reaksi sulfat yang terkandung dalam air danau dengan senyawa Kalsium baik dari air tersebut maupun dengan Kalsium dari batuan yang dilewati dan proses penguapan yang juga mempercepat pembentukannya. Lapangan Gipsum dapat menjadi salah satu objek wisata yang menarik bila dikelola secara professional.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar