Laman

28 Desember 2012

live in Hotel TUGU Malang: personal touch

Joy to the world! The Lord has come
Let earth receive her King!
Let every heart prepare Him room
And heaven and nature sing
And heaven and nature sing
And heaven, and heaven and nature sing....

Lagu Chrismas Carol mengiringi perjalan kita menuju Malang, malam Natal ini saya dan keluarga berkesempatan untuk menikmati di kota Pelajar ini.


Hari pertama kita stay di Hotel Tugu, hotel yang layaknya seperti museum barang-barang antik koleksi sang pemilik. Merupakan perantauan dari Cina dan menjadi pengusaha pabrik Gula yang sukses saat itu, untuk sejarahnya saya hanya dengar dan baca-baca sekilas.

Ini untuk kesekian kalinya saya mampir ke hotel Tugu, tapi belum pernah nginep. Nah kemarin setelah cek-cek harga hotel di agen lokal, ternyata cukup murah harga yang ditawarkan oleh hotel ini, kisaran 700 ribu semalam. Sayangnya kita hanya dapat satu malam saja yang available, oke than, satu malam lebih dari cukup.

Setelah menikmati makan malam di Taman Indie Riverview Resto, kita langsung menuju hotel Tugu untuk Check In. Waktu sudah menunjukan jam 8 malam. Satu yang saya suka adlah proses cek in sangat cepat, resepsionis hanya meminta copy KTP dan langsung menyerahkan kunci kamar kita yang sudah di siapkan.
kolam renang di malam hari, foto diambil dari pintu hotel kamar kita
room amenities dari botol keramik

personal touch

hoter tour

Kita mendapat kamar di lantai bawah diseberang kolam renang dan restauran, tepat dibelakang lobby. Kamar yang strategis. Kamarnya tidak telalu besar, tetapi disainnya sangat romantis. Dimeja sudah tergeletak kartu selamat datang, personali ini sangat menyenangkan buat tamu.

Paginya, kita hanya bersantai setelah berenang dan menyantap sarpan waktunya untuk hotel tour. Kita mengelilingi bagunan belakang yaitu SPA disana tertata dengan rapi koleksi patung dan lukisan serta hiasan peranakan Cina. Di sisi dalam kita menuju lorong Sahara, dan ini adalah tempat untuk wedding namanya THE SAHARA dengan pohon-pohon palm. eksotik.

Di bagunan yang menjadi satu dengan restauran Melati adalah ruang pertemuan yang mereka sebut THE SUGAR BARON ROOM, disana terdapa koleksi-koleksi foto, lukisan, dan benda-benda seni lainnya.
Sampai di ujung luar adalah toko roti dan snack yang mereka sebut BAN LAM.

Beralih ke lantai dua, diatas lobby terdapat ruang duduk dengan hiasan furniture kuno dan rantang-rantang kuno. Dari sini kita bisa melihat keluar jendela yaitu Monumen Tugu, menyusuri lorong, disana kita akan mendapat ruang SPA dan beberapa kamar tamu.

Menyenangkan bisa merasakan tinggal di hotel Tugu walau hanya semalam. Personal touch.


21 Desember 2012

CNC: dari Naval Base Day sampai ke Jawa timur Park Batu

Akhir tahun ini CNC mengikuti satu even tahunan dari Marinir, yaitu Naval Base Open day untuk memperingati hari Angkatan Laut Indonesia. Dan di minggu berikutnya CNC sendiri mengadakan even bersepeda ke Jawa Timur Park Batu, bersepeda dari rumah Meta di daerah Ijen sampai ke Batu PP.

jalesveva jayamahe

CNC at Surabaya Naval Base
Naval Base Open day
Biasanya diperingati setiap tanggal 5 Desember, tahun lalu saya sudah mengikuti even ini tetapi tidak bersepeda. Nah, tahun ini saya dengan CNC ikut lagi dengan bersepeda. Cuaca cukup terik walau masih pagi, dan begitu banyak warga Surabaya yang datang.

Seperti tahun kemarin, Angkatan Laut mendemokan semua jening alat perang yang merka miliki beserta kapal-kapal perangnya. Kapal Dewaruci tetap menjadi obyek yang menarik dalam even ini, Ong yang menjadi paling antusias karena pernah 40 hari menjadi ABK Dewaruci saat SMA dulu.

Hotel Tugu Malang
Java Dencer Coffee Malang
Sampai di JATIM PARK 2, 18KM, 2 jam

BNS so colorful, seragam pertama CNC

CNC goes to Batu
Kesempatan ada libur di akhir minggu kita sempatkan untuk bersepeda keluar kota, kali ini Malang-Batu menjadi tujuannya. Kesatu karena disana ada rumah Meta, sehingga kita bisa sedikit irit dalam akomodasi :) Kedua, kita memang belum pernah menjajal rute ini sebelumnya. Ketiga, just for fun.

Malam sebelumnya kita sudah sampai di kota Malang sekitar jam 6 sore, aku, Adre dan Anton mengendarai mobil box bersama 11 sepeda lainnya. Sedangkan rombongan kloter kedua baru masuk Malang sekitar jam 7. Setelah ngopi di Java Dencer Coffee, kita mampir ke hotel Tugu dan alun-alun monumen Tugu di seberangnya.

Sesampai di rumah Meta, kita langsung bongkar loading dan udah ngak sabar bersepeda malam hari di sekitaran Ijen. Jadilah kita bersepeda samapi tengah malam.

Keesokan paginya, kita start jam 6. Menuju Batu memang tidaklah jauh hanya 18 Km, tetapi yang menjadi kendala adalah tanjakan yang cukup curam. Kita melintasi Sengkaling dan terus menuju BNS dan Jatim Park, memakan waktu sekitar 2 jam. Setelah makan di warung pak Sidik, cuaca mulai tidak bersahabat. Hujan deras. Jalanan licin yang membuat Adree tergelincir dan jatuh, padahal sebelumnya saya beberapa memperingatkan Oliv, Meta dan Louisa supaya lebih berhati-hati saat jalanan turun.

Setelah seharian bersepeda Malang-Batu, saatnya untuk menjelajah kuliner Malang. Rujak Bejo di Ananas menjadi jujugan pertama. dan selanjutnya......

19 Desember 2012

live in MASCOT Beach Hotel Sengigi-Lombok

3 hari 2 malam di Rinjani membuat kita kangen dengan kasur empuk, walaupun keindahan Rinjani tak akan terlupakan.

over the windows from our room
pool and cottage

kolam renang dengan taman yang rimbun pohon kelapa
pantai Sengigi, salah satu atraksi menarik dekat hotel
Sewa Mobil untuk keliling Lombok
Mascot hotel yang terletak di pusat keramaian Sengigi Beach memang salah satu yang juara, ini menurut saya loh, dan belum pernah nginep di Sengigi sebelumnya atau Lombok pun baru sekali ini. Hahaha, rada ngak obyektif sih! Anyway, mungkin saya akan cerita sedikit mengenai hotel yang saya tinggali kali ini.

Mascot Hotel dengan alamat sebagai berikut Jalan Raya Senggigi P.O Box 907, Senggigi, Lombok, Indonesia, rada susah juga ya kalau mencari dengan alamat seperti itu. Tapi gini, direction termudah adalah mencari Sengigi Beach Hotel. Nah, hotel ini persis terletak sebelum Sengigi Beach Hotel. Mudah banget sebetulnya, walau tidak terletak di pinggir jalan Raya tetapi persis di pusat keramaian Sengigi.

Malam itu saya dapat kamar dengan pemandangan taman menghadap ke pantai dan kolam renang, lokasinya tidak jauh dari lobi. Kamarnya berbentuk cottage, tiap bangunan berisi dua kamar. Dengan teras dari lantai kayu yang cukup luas. Kamarnya besar, bersih, dengan jendela-jendela besar di sisi kanan-kirinya. Pun dengan kamar mandinya berukuran besar.

Pantai Sengigi, pemandangan dari kolam renang
 Taman dengan pohon kelapa disana sini seperti kebanyakan hotel di Bali dengan rumput hijau yang luas. Kolam renang terletak di belakang yang dibatasi pagar dengan pantai. Restauran berbentuk rumah joglo ada persis disebelahnya.

Hotel ini cukup menyenangkan dari segi lokasi, harga dan pelayanan. Oya, pelayanan disini cukup memuaskan, kami sangat terbantu. Mulai dari pelayanan yang cepat, dan mereka bisa memberikan beberapa saran-saran untuk perjalanan kita selanjutnya, termasuk menyewakan mobil yang mengantar kita keliling Mataram sampai Kuta Beach.

baca juga review saya di Tripadvisor

18 Desember 2012

RINJANI (tambahan): sunrise di Sengigi sampai sunset di Kuta

Selama 3 hari dan 2 malam berada di Rinjani adalah satu pengalaman yang tidak bisa hilang begitu saja, walau sudah sebulan berlalu, rasanya baru kemarin saya meninggalkannya.....

Pantai Sengigi, putih, bersih

Hotel Mascot Sengigi, the pool.
bukit MALIMBU, one of the hotspot at Sengigi


Penjual ikan bakar disepanjang bukit Malimbu

Mutiara, salah satu hasil kerajianan di Lombok

Novotel Lombok

Breeze bar, enjoyed the noon. cheers.
Ini sedikit cerita setelah pendakian kita usai. Sesampai di desa Senaru, hujan deras, sepi, aroma pohon kopi menambah segar. 16.17 WITA. Pos pantau Senaru sudah tutup, akhirnya kita melepas lelah sambil mengeringkan badan di satu gubuk yang tidak jauh dari sana. Ada seorang bapak tukang ojek yang rupanya juga lagi bernaung, sambil ngobrol-ngobrol dengan bapak tadi, dia menawarkan penginapan di Senaru. Tapi kita pengen cepat meninggalkan Senaru dari pada menunggu satu malam lagi di desa ini.

Si bapak tadi menelepon, menanyakan ke seseorang diseberang sana, dia menawarkan sewa mobil 300 rb menuju Sengigi di Lombok barat. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 2-3 jam, akhirnya tawaran itu kami ambil dari pada harus sewa ojek 200 ribu per motor. Tidak bisa membayangkan capeknya meminggul ransel dan ojek.

Tidak lama datang mobil Carry dan kita bergegas berangkat.

Dalam perjalanan menuju Sengigi kita disuguhi jalanan beraspal yang mulus, oya, saat melewati Senaru tadi ada beberapa penginapan dan warung. Rupanya desa ini lebih hidup dalam sektor pariwisata dari pada di sisi Sembalun.

19.10 Sengigi Beach
Memasuki daerah wisata Sengigi mulai nampak hotel-hotel di kanan kiri jalan, ini merupakan kawasan layaknya Kuta di Bali tetapi kondisinya tampak jauh berbeda dengan Bali. Pusat keramaian tidak lebih dari sepuluh tempat kehidupan malam seperti Bar dan Cafe. Restaurant pun tidak banyak, hanya ada beberapa yang nampak eye catching. Sungguh tidak dalam bayangan saya bahwa Sengigi sesepi ini.

Mascot Hotel, adalah hotel yang direkomendasikan oleh sopir yang mengantar kita dari Senaru. Akan saya posting tentang review hotel ini tersendiri. Setelah urusan check in selesai, kita langsung berendam di kolam renang dan menikmati bir dingin. Dan berikutnya makan di restauran yang ada di sekitar hotel dan menikmati satu jam pijat refleksi.

Sunrise di Sengigi Beach
Hotel yang kita tinggalin cukup strategis, lokasinya ada disebelah Sengigi Beach Hotel milik Garuda Indonesia. Cukup bagus karena ada di semenanjung sehingga bisa menikmati pemandangan dari berbagai arah. Pagi itu saya berjalan-jalan disepanjang pantai dan berenang di pantai Sengigi yang putih bersih. Ada beberapa penjual perhiasan mutiara yang menjajakan dagangannya, yang lain menawarkan sewa perahu menuju Gili Trawangan.

PEARL, lombok merupakan salah satu penghasil mutiara di Indonesia. Ada beberapa penambang mutiara di pulau Lombok, setahu saya seperti yang diceritakan beberapa orang, mutiara tersebut ada yang di kelola seperti tambak. Dan banyak sekali pengerajin mutiara di sini, sampai ke manca negara.

Bukit Malimbu
Setelah menikmati sarapan di hotel, kita bergegas untuk meninggalkan Sengigi menuju Bukit Malimbu dengan menyewa mobil dari hotel. Ini yang membedakan Lombok dan Bli, di sini pemandangan sekelas Uluwatu terhampar di pinggir jalan raya Sengigi. Di kejauhan bisa melihat 3 titik, ya itu adalah 3 Gili yang lagi naik daun: Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan yang paling besar. Disana kita bisa sambil menikmati ikan bakar dari warung-warung yang menjajakan disepanjang jalan, cukup murah unutk satu ekor ikan bakar bersama sambel lalapan dan nasi hanya dipatok 20-30 ribu saja.
Sepanjang perjalanan di Lombok Barat, mulus.
Mataram
Di kota ini kita menikmati ayam Taliwang yang cukup tersohor, menurut saya ya biasa saja sih, sama seperti ayam goreng/bakar lainnya. Hanya saja ukuran ayam ini kecil, masih anakan. Selanjutnya mampir ke salah satu toko mutiara, nganterin Anton belanja untuk mama tercinta :)

Dalam perjalanan menuju Airport, saya mendapat SMS dari Citilink bahwa penerbangan kita di delay sampai 3 jam, setelah konfirmasi dengan call center saya meminta pak sopir mengantar ke Novotel Lombok. Jaraknya hanya setengah jam dari airport.

Sunset di Kuta Beach
Terima kasih atas delay yang telah di berikan ;) Jadi kita bisa mampir dan menikmati sunset di Kuta Beach. Novotel Lombok satu-satunya hotel berbintang di area ini. Pantainya memang tidak ngehits seperti Sengigi tetapi Kuta memiliki keindahan lain yang beda dengan Sengigi.

Sunset at Kuta Beach Lombok
Sambil menikmati minuman dan snack sampai akhirnya memesan menu makan malam, kita menikmati sunset di pool restaurant Novotel Lombok.

Ciao!!

14 Desember 2012

Rinjani: Segara Anakan ke Desa Senaru

perjalanan berakhir: pintu Senaru sudah di depan mata

Segara Anakan, kita meninggalkanmu!! ingin segera kembali.....

pendakian ke Plawangan Senaru penuh dengan bebatuan
Istirahat sejenak di separuh pendakian ke Plawangan Senaru
gunung baru yang ditimbulkan dari letusan Rinjani
berapa langkah meninggalakan Segara Anakan, mata selalu ingin menoleh kebelakang
arah panah di plawangan Senaru yang sudah rusak, membuat kita kehilangan arah selama sejam.
Meninggalkan Segara Anakan
SURGA
tebing batu-batu disepanjang jalan menuju Plawangan Senaru
Hari itu kita baru ngepak tenda dan semua peralatan kemping kita di pinggiran danau Segara Anakan, Rinjani. Kabut masih menyelimuti permukaan air saat aku dan Anton mulai menjajakan kaki meninggalkan area Perkemahan. Perjalanan menuju Senaru (pos terakhir kita) masih cukup panjang, sambil mendaki ke Penanjakan Senaru, kita berbincang dengan beberapa porter yang mengiringi kita. "hari ini bermalam di pos 2 saja mas, kira-kira masih 3-4 jam" begitu kata si porter tadi. Kita berpikiran yah, kalau memang tidak bisa sampai di desa Senaru, kita akan bermalam di pos 2.

Sesampai di Plawangan Senaru, kita rehat sejenak, setelah melewati tanjakan yang cukup ekstrim yang mereka sebut "seribu batu" ya memang disana banyak terhampar batu-batu berukuran besar. Plawangan Senaru sendiri sangat kotor, berbeda dengan Plawangan Sembalun yang cukup bersih dan nyaman untuk berkemah. Nah, disini kita tersesat sekurangnya hampir 1 jam dikarenakan petunjuk arah yang tidak jelas. Sampai ada pendaki lain yang lewat dan kita berjalan mersama menyusuri turunan Senaru.

Turunan Senaru diawali dengan bebatuan dan tanah yang sedikit padat sehingga cukup nyaman untuk sedikit berlari kecil, cuman sayang kalau pemandangan cemara dan curah lembah bila tidak diabadikan. Sambil menunggu Anton yang kakinya sakit, saya mencoba untuk mengambil beberapa gambar. Dan, ada kejadian "gaib" atau entah apa itu namanya... ya, disini adalah hutan yang percaya atau tidak pasti ada kehidupan lain. Saya melihat beberapa kali sosok bapak tua menggunakan peci putih, padahal setelah diamati adalah seonggok kaku yang habis terbakar. Setelah menoleh ke lain arah, saya melihat onggokan kayu tadi adalah seorang bapak tua. Dan, hal ini beberapa kali terjadi dalam penglihatan saya.

porter menyusuri tebing terjal di Plawangan Senaru
Setalah satu setengah jam berjalan, kita sampai di pos 3: disini kita bongkar muatan, stok bahan makanan kita berikan ke beberapa porter yang bersama kita tadi saat menanjak ke Plawangan Senaru. Sambil menikmati kopi panas yang disediakan porter tadi, kita berbincang untuk menyelesaikan samapi ke desa Senaru hari ini juga. Waktu sudah menunjukan jam 2 siang, sehingga kita harus bergegas. Tidak kurang dari 3 jam akhirnya kita sampai di desa dengan tubuh yang basah kuyup tersiram hujan deras.

Perjalanan dari pos 3 ke desa Senaru, melewati hutan yang cukup rimbun. Setapak yang ada terjadi dengan akar-akar pepohonan, sehingga menyerupai anak tangga. Di kanan kiri jalan setapak tumbuh bunga-bunga yang cantik. Dalam perjalanan tadi kita berpapasan dengan romongan dari Bali yang akan melakukan upacara adat di Plawangan Senaru. Sebenarnya cukup serem juga sih kalau harus tinggal di pos 2 seperti saran dari porter tadi :)

Pos 3 Senaru, cukup besar dan nyaman
Pos 2 Senaru sudah di depan mata
Pos 1 Senaru, di belakang nampak jalur berupa anak tangga alami dari akar pepohonan
Dari perjalanan kita hari ini, menyajikan pemandangan yang berbeda antara Sembalun dan Senaru. Saran saya bagi yang ingin melakukan pendakian Rinjani, jangan lewatkan dua rute tersebut.

Rindangnya pepohonan hutan Senaru
Postingan terakhir Rute Sembalun-Senaru: MARILAH KITA LESTARIKAN DAN JAGA BERSAMA!!

11 Desember 2012

RINJANI: menikmati SPA di sumber air panas Segara Anak

Keindahan Rinjani tidak ada habisnya
Menikmati keindahan panorama dari atas Plawangan Sembalun membuat kita malas untuk beranjak, kalau saja tidak lagi ingat bahwa perjalanan masih memakan waktu2-3 hari lagi untuk kembali ke desa Senaru.

Menuruni lereng bukit Plawangan Sembalun sampai ke danau Segara Anakan ternyata cukup memakan waktu sampai hampir 3 jam. Tidak terbayang sebelumnya akan sebegitu lamanya, karena danau terasa dekat tetapi ternyata salah! Turunan pertama cukup curam dengan stapak beberapa dari batu dan tebing, selanjutnya hamparan ilalang dan pohon Cemara menyertai perjalanan kita sampai ke danau.


Jalan turun menuju danau Segara Anakan, berbatu dan terjal
  
satu jembatan dalam perjalanan yang masih utuh
Sesampai di danau Segara Anakan langsung melepas lelah dan penat
Memancing, salah satu aktivitas menjelang makan malam


kolam-kolam dari tumpukan batu kali di mata air panas
berendam air panas langsung dari sumbernya, konon dapat menyembuhkan berbagai penyakit

Ngopi, paling nikmat sambil menikmati pemandangan

Sesampai di Segara Anak kita langsung merendam kaki di air yang dingin, sebelum mendirikan tenda di camping ground. Kita mendirikan tenda di tempat yang lebih tinggi, dan lokasinya agak jauh dari tenda-tenda yang lain. Tadinya ada satu tenda disana tetapi ternyata mereka pergi meninggalkan Segara Anak menuju Plawangan Sembalun.

Hujan di sore itu membuat kita terlelap, 1-2 jam merebahkan badan teramat sangat nikmat.

Dan, stok air minum kita sudah menipis, belum lagi hujan tidak reda-reda. Alhasil kita menampung air hujan untuk minum kpi sore itu, suatu yang belum pernah kami lakukan sebelumnya. Dan ternyata fine-fine saja :)

Sore itu kita habiskan untuk berendam di mata air panas yang terletak diballik bukit. Ada beberapa penduduk lokal yang sedang berendam disana, mereka membuat kolam-kolam dari batu kali yang ditumpuk-tumpul. Menurut sebagian orang berpendapat bahawa dengan berendam di air panas ini dapat menyembuhkan penyakit. Kalau menurut saya ini adalah kenikmatan.

Menjelang malam, pemandangan di Segara Anakan sedikit berbeda. Damai. Beberapa orang sedang asik berenang dan yang lainnya memancing. Sekelompok pendaki sedang menyalakan api unggun dan yang lain bermain gitar sambil bernyanyi. Suasana seperti ini yang tidak pernah aku dapat selama di kota, kebersamaan.

Api Unggun, melawan dingin dimalam hari

Setelah melewati malam di pinggiran danau Segara anakan, esok harinya kita berkemas menuju desa Senaru.


ayo kita jaga bersama kebersihan RINJANI