Laman

28 April 2012

Ho Chi Minh: stay at Hong Hac Hotel

really nice reseptionist, Ms. Huong






Tidak mudah untuk menentukan dimana kita akan stay di HCM karena begitu banyaknya pilihan, mulai hotel murah sampai yang kelas wahid. Tapi hanya satu syarat utama saat saya akan memilih hotel yaitu LOKASI. Ya, lokasi menentukan segalanya dan yang kedua adalah harga dan kebersihan harus seimbang. Well, semua itu saya rasa sudah terakomodasi oleh hotel ini, HONG HAC HOTEL, lokasi yang strategis, harga yang murah dan kebersihan yang terjamin. Ternyata di tripadvisor pun hotel ini menduduki ranking yang cukup bagus.


Sebenarnya saya sudah booking Hong Hac hotel sejak akhir tahun lalu memalui Agoda karena masa berlaku reedem reward udah hampir expired, cepet-cepet deh pick satu hotel yang deket kemana-mana. Walhasil, saya hanya cukup bayar USD1 alias gak sampe ceban (= 10.000 IDR). Hooray, dapet kamar hotel seharga nasi padang :D

Saat check in hotel sudah agak sore sekitar jam 4 ato 5, gampang banget menemukan hotel ini dekat dengan simpang empat  arah ke Benh Tanh Market. Reseption menyambut kami dengan ramah, setelah menujukkan print out vocer segera di serahkan kunci kamar hotel. How lucky we are dapet upgrade kamar DELUXE karena kamar standard yang kami pesan ternyata sudah penuh. Hooray (lagi)

Hotel ini compact banget, seukuran ruko. Berlantai 7 (kamar kita berada di lantai tertinggi). Tiap lantai hanya berisi 4 kamar. Dilengkapi dengan lift yang mini juga. Kamar yang kami tempati cukup luas dengan dua buah single bed, dilengkapi TV dan perangkat meja rias seperti layaknya hotel-hotel pada umumnya. Kamar mandi, gak akan percaya, kalo kita dapat bath up segi empat yang bersih putih dengan shower air panas yang deres. Bersih. Love it. Kalo ga inget mau keliling HCM mungkin udah berendam air panas, balas dendam 16 jam diatas bus :)

Di sekitar hotel merupakan jalan yang ramai, terdapat beberapa kios kopi dan depot Pho khas Vietnam. Beberapa hotel serupa pun berjajar menawarkan kamar terbaik mereka. Menuju ke Benh Tanh Market pagi dan malam hanya beberapa langkah, atau menuju tempat-tempat wisata di kota ini bisa di lakukan dengan berjalan kaki.

Free wifi, fasilitas yang cukup penting buat saya saat ini. Tapi hampir di semua tempat entah itu cafe ataupun kantor bus, fasilitas free wifi sudah merupakan suatu keharusan.

Hong Hac Hotel

34A Thu Khoa Huan Street, Ben Thanh Ward,
District 1, District 1 - Ben Thanh Market,
Ho Chi Minh City, Vietnam


24 April 2012

Ho Chi Minh dalam semalam

Notre Dame Basillica

Benh Tahn Market

Ho Chi Minh Museum

Rex Hotel

Bitexco Building

Thann Mat Thru Church

Bach Dang Ice Cream
 Perjalanan 16 jam dari Siem Reap, akhirnya, kita sampai di HCMC.

Memasuki kota ini rasanya sudah berada di dunia yang beda, deretan toko-toko baju dan handphone mendominasi di sepanjang perjalanan. Beda jauh dengan pemandangan selama di Kamboja. But, I really love Cambodia, specially Siem Reap. HCM mirip-mirip Surabaya, dan betul juga sepeda motor banyak banget, seperti tiap kali saya baca di blog sebelah mengenai kota ini.

Langsung aja kita memulai untuk menyusuri HCM sambil menuju Hong Hac hotel, tempat kita menginap. Pertama adalah (2) Gereja Thann Mat Thru yang lokasinya persis di pojokan (1) Pham Ngu Lao street, hanya beberapa langkah dari tempat kita turun dari bus tadi. Ada yang sedikit menarik disini, Patung Santo di depan gereja di doa dengan dupa. Selanjutnya window shopping di sepanjang jalan (3) Tu Trong deket Zen Plaza, sampai dua blok sampailah kita di (4) Hong Hac Hotel.

Selesai check in dan menyegarkan diri, cepet-cepet kita lanjut. Kali ini menuju (5) Notre Dame Basilica, tidak begitu jauh hanya 10 menit jalan kaki. Di seberangnya ada kantor pos gede, hanya saja kita tidak masuk lantaran banyaknya turis sore itu (ada planning buat kembali besok paginya).

Rock Shop, yey, tujuan buat nambah koleksi tshirt HR kesampaian. Hard Rock Cafe yang terletak di lantai dasar (6) Kumho Asiana Plaza tepat bersebrangan dengan Bobby Chin Restaurant. Setelah pilih-pilih tshirt HR kita langsung muter ke belakang Diamond Plaza buat cari makan, eh ternyata kita malah ngopi-ngopi di Truc Nyuyen Cafe.

Sempet mampir sebentar di (7) Diamond Plaza, sampai akhirnya kita jalan pulang menuju (8) Benh Tahn Market deket hotel. Oya, hari itu memang lagi malem minggu ternyata ga beda jauh dengan di Indo, banyak anak-anak mudah asik "cangkruk" di taman seberang (12) Reunification Place. Sebelum acara belanja-belanja di night market kita cobain Poo di seberang hotel. Wow, recommended murah enak dan mengenyangkan!! hehehehe....

Lanjut acara shopping di pasar malam di seputar Benh Tanh market dan lanjut menuju (9) HCM Museum dan opera house di sekitar Rex Hotel. Sebelumnya kita sempet nyobain es krim jadul BACH DANG di persimpangan Pasteur, rame banget tempatnya tapi kog tetep lebih enak Zangrandi :D no hurt feeling.

Abis puas foto-foto di Opera House, jalan menuju (10) Tran Hung Dao Statue di pinggir sungai. Kemudian lanjut samapi di (11) Bitexco building, gedung tertinggi di HCM. Disana sempet belanja snack-snack buat oleh-oleh.

Well, cukup ENAM jam kita habiskan mengelilingi HCMC. Dan itu pun kita lakukan hanya dengan berjalan kaki sambil window shopping dan bersantai di cafe.

STEP BY STEP AT HCMC



20 April 2012

Siem Reap to Ho Chi Minh

Art Market: bus station at Siem Reap
Virak Buntham Express Bus ticket
Maps REP to HCMC

Breakfast at MAO's Phnom Penh, persis sebelah kantor VIRAK BUNTHAR

Ada beberapa alternatif menuju Ho Chi Minh dari Siem Reap, saya memilih untuk menggunakan bus malam. Selain biaya lebih murah (hanya USD18) bisa juga sebagai bagian untuk menekan budget (tanpa harus menyewa hostel lagi). Walau sebenarnya saya sudah browsing dan tanya kanan-kiri termasuk Thea, reception dari Golden Temple Villa, tetap tidak saya booking sebelumnya. Justru saya booking pada saat kedatangan, dnegan maksud bisa memilih bus mana yang cocok. Sedangkan di sana juga banyak agen-agen yang menjual tiket bus, saya tetap memilih ambil dari hotel saja.


Akhirnya pilihan tetep di Virakh Bunthar, jasa bus ini memang sudah saya incar dari sebelum keberangkatan. Hanya saja jam 7 malam seperti yang saya inginkan ternyata sudah full, akhirnya kita malah dapet yang jam 12 malem. Itung-itung masih punya banyak waktu untuk santai di Pub Street :D

Menuju jam 12 malem, Tuk-Tuk menjemput kita menuju pangkalan bus. Ternyata dekat saja, bus yang akan kita tumpangi parkir di seberang Art Market. Busnya tidak seindah seperti di foto, tapi oke lah masih ber AC dan bentuknya semi double decker (sayang foto-foto kita hilang). Kaki bisa selonjoran, tidurpun nyaman.

Jam enam pagi kita sudah sampai di Phnom Penh dan bus berikutnya akan jalan jam delapan, masih punya waktu dua jam buat muter-muter daerah old market. Well, di Phnom Penh pun, bus parkir di daerah Old Market persis di seberang kantor. Sekali lagi, sayang foto-fotonya ilang semua :(

Perjalanan lanjut menuju HCMC, kali ini bus yang kita tumpangi juga semi double deck. Yang bawah khusus untuk muatan barang dan toilet. Perjalanan ahgak panjang sampai tujuh jam baru samapai di HCMC. Jadi total perjalanan kita dari jam 12 malem sampai jam 4 sore, 16 jam (2 jam jedah di PP). Sebelum memasuki perbatasan, kita juga beristirahan 30 menit di kedai, lumayan bisa menikmati mangga muda.

Tadi sempet kita menyebrangi sungai besar dengan menggunakan kapal tongkang, kalau tidak salah di NEAK LOEANG. Sepanjang perjalan panas dan berdebu. Persis sebelum perbatasan Bavet, di Kamboja, banyak sekali bertebaran Casino dan Hotel. Sayangnya kita lewat saat siang hari, jadi kelihatan seperti kota mati.

Sepanjang perjalanan menuju HCMC, saya menghabiskan waktu untuk ngobrol ngalor ngidul sama Anton, my traveling mate. Kadang sesekali juga merebahkan badan sambil tutup mata buat istirahat. Rombongan yang lain (kayaknya dari Filipina) juga asik main kartu atu bahkan sesekali ambil foto dari kamera poket mereka. Tak terasa sudah sampai di Hoa Lang Pao Road deket Benh Tahn Market, Finalle.....


Virak Buntham Express Travel
Phnom Penh Station and Office (Departure/arrival):
Street 106, on the riverfront opposite the Night Market.
Tel: +(855)(0)12-322302





17 April 2012

SIEM REAP: live in Golden Temple Villa guesthouse





it one of good GREAT place to stay at Siem Reap.....

Before I decided to booking this hotel, I have a couple hotel that we plan to stay. But, in final decision  Golden Temple Villa has more excess to. Sebulan sebelum keberangkatan, akhirnya saya bilang OKE untuk ambil dua kamar di email terakhir saya untuk Thea (reseption GTV). Dia pun sudah kasih beberapa alternatif tour mengelilingi Siem Reap, tapi saya pikir lebih baik ambil putusan saat tiba saja.

Touch down at 7.30 in the morning at Siem Reap International airport, then the Tuk Tuk driver who pick us is standing outside the border with nameplate on his hand "SUGIHARTO TJIPTOHARDJO" that would be me. Sesampai di hotel kita langsung di sambut hangat walaupun waktu check in masih belum tiba, kita di persilahkan untuk ambil welcome drink di restauran sebelah.

Begitu memasuki hotel ini kita serasa takjub, gimana ngak?? selama perjalanan debu  bertebaran dimana-mana, tetapi begitu memasuki Golden Temple yang penuh dengan pepohonan dan ornamen-ornamen patung dari batu, rasanya sejuk banget. Di sebelah kanan terdapat panggung kayu yang dilengkapi dengan dua buah gantungan tali untuk bersantai dan disebelahnya ada satu set kursi bambu yang bisa kita gunakan untuk bersantai. Sedangkan di sebelah kiri kita bisa memasuki lorong menuju restauran yang dibuat dari bambu (open) dengan lampu-lampu nuansa orange yang temaram.

Hotel ini tidak begi tu besar tetapi fasilitas yang ada cukup mengakomodir kita, layanan massage salah satunya. Hanya dengan USD3 kita bisa menikmati satu jam layanan Khmer Massage.

Selain itu, yang terpenting buat saya adalah jaringan wifi di setiap sudut hotel, bahkan di kamar pun jaringannya oke banget. Buat yang tidak membawa perangkat komputer bisa pinjam secara gratis di ruang sebelah resepsionis.

Orang-orang di Golden Temple pun sangat ramah dan welcome, mereka bisa membuat tamu layaknya serasa di rumah sendiri. Begitu pun saat kita membutuhkan tranportasi Tuk Tuk ataupun Bus, mereka dengan cepat memberi feed back buat kita. Ini yang membuat saya tidak mau cari-cari transport di luaran.

Kamar yang saya tempati adalah tipe Standar dengan double bed, kamarnya sedikit sempit tapi bukan masalah besar buat saya karena sesuai dengan apa yang kita bayar. Hanya USD 18 semalam, included breakfast juga. Kamar mandinya dengan hot shower termasuk bersih, menyenangkan.

Hotel dengan tiga lantai ini penuh dengan tamu walau mereka bilang saat ini adalah low season. Tidak mengherankan kalau jadi pilihan.

Restauran yang mereka miliki pun mematok harga makanan yang reasonable, bahkan lebih murah dari makanan di luaran. Kita bisa bebas free flow teh atau kopi dan bahkan buah-buahan (pisang) sepuasnya 24 jam sehari.

Overall, I'm very recommended this hotel for a great stay at Seam Reap with budget price. If you want something luxery maybe you can choose Golden Temple Hotel.

Please feel free to call GOLDEN TEMPLE VILLA for further assistance
Cambodia Tel: +855 12 943 459
From Inside Cambodia Tel: 012 - 94 34 59


14 April 2012

SIEM REAP: exploring The Angkor

sunrise behind The Angkor Wat


pool at BAPHUON

ANGKOR WAT and The Prayer MONK
maps of ANGKOR COMPLEX

goden sunrise at Angkor Wat

pray at Buddha BANTEAY KDEI

One day Entrance pass USD20 for person
Hari ketiga ini kita sudah siap dari jam 4 pagi, yep, mau menikmati sunrise di Angkor Wat. Dan Mr. Penh, sopir Tuk Tuk yang sudah nemeni kita seharian kemarin, hari ini harus mengantar kita (lagi) menjelajah situs-situs Angkor Wat. deal  USD15 untuk mini Tour Angkor.

Jam setengah enam pagi Mr. Penh baru muncul, dengan sedikit dongkol saya cuman bisa mengelus dada saat dia "say sorry I'm late..." grrrrrrh, selama perjalanan sunrise udah muncul dari sebelah timur. Ahhhh, ya sudah lah. Setelah beres bayar Entrance fee sebesar USD 20 per orang, masih butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai di Angkor Wat. Sesampai di depan jembatan yang menghubungkan pintu masuk Angkor Wat sudah banyak orang-orang dengan kamera dan tripodnya mengabadikan detik-detik munculnya sunrise dari balik Angkor Wat dan saya ketinggalan :(  Untungnya hari itu memang agak mendung *sedikit menghibur diri* Ga pake lama-lama saya udah siap dengan kamera untuk mengabadikan semua spot di sini.

Sebelum mengunjungi Angkor Wat, saya sering bertanya-tanya mengenai aturan-aturan memasuki komplek ini. Terutama untuk entrance fee-nya, ternyata kita cukup bayar sesuai kebutuhan (USD20 untuk satu hari, USD40 untuk 3 hari (berlaku seminggu) dan USD 60 untuk 7 hari). Dan fee tersebut sudah termasuk semua komplek Angkor, kita hanya menunjukkan entry pass yang sudah terpampang foto kita untuk tiap kali memasuki area Temple. Bagi saya pribadi yang punya waktu hanya dua hari di Siem Reap cukup beli yang satu hari saja, toh juga hanya untuk foto-foto, tanpa memperhatikan satu per satu jalan cerita yang ada di reliefnya dan itupun lebih dari cukup.

Berikut ini Temple-Temple yang saya kunjung antara lain:
ANGKOR WAT

ANGKOR THOM: Bayon
ANGKOR THOM: Baphuon
 
ANGKOR THOM: Terrace of Leper King
ANGKOR THOM: Victory Gate
 
THOMMANOM
CHAU SAY THAVODA
TA PROHM
SRAS SRANG: Royal Pool
BANTEAY KDEI
Cukup lama kita menikmati satu per satu Candi Angkor Wat, sampai perut ini kerucukan menahan lapar. Wah, ternyata di sebelah kiri bangunan Candi ada sederetan warung dan penjual sovenir. Cepet-cepet saya pesen kelapa muda, lucunya kelapa muda ini sudah di rendem di box es sehingga terasa dingin tanpa pake es batu. Cara makannya pun beda, kita harus menghabiskan airnya dulu, kemudian barulah batok kelapa di pecah dan kita sendok dengan menggunakan kulit kelapa yang udah di buat menyerupai sekop.

Dan akhirnya kita bisa menikmati makanan khas Kamboja di warung komplek Angkor Wat ini. Pork Amok A signature Cambodian dish. At frizz we follow the traditional recipe. This is basically a pork curry dry steamed in a cup of banana leaves. Ever had pork amok before? Probably not the way we serve it! As it takes a long time to prepare we may run out of pork amok when many patrons order this dan Lok Lak A Cambodian favorite is lok lak: stir fried marinated beef cubes on a bed of salad, tomatoes and onions and topped with a fried egg. Served with the famous lime and pepper sauce. Dari kedua makanan ini saya prefer Lok Lak, lebih friendly di lidah.Sebenernya Amok pun mirip masakan Asia lainnya, berbahan dasar santan.

Traditional Cambodian dishes LOK LAK and AMOK

Selanjutnya kita masuk komplek Angkor Thom, komplek ini memiliki beberapa temple dan paling luas. Bayon Temple menjadi selling poin pertama dan terbesar. Temple ini yang menjadi signature Angkor Thom dengan 52 tower berbentuk empat wajah, total ada 220 wajah disana :D Sebagian bangunan lagi di restorasi, indeed sebagian besar sudah hancur hanya bagunan utama yang nampak masih utuh.

Beberapa temple berikutnya kami lalui dengan berfooto-foto ria, panasnya siang itu bikin sedikit jenuh. Sampai jenuh itu hilang saat melihat pos ITASA Indonesian Technical Assistance for Safeguarding Angkor, alias bantuan Indonesia terhadap situs-situs Angkor. Disana ada beberapa foto restorasi yang dibuat oleh Indonesia terhadap beberapa gate di komplek Angkor Thom. Bangga rasanya ada nama INDONESIA disana :)
ITASA Indonesian Technical Assistance for Safeguarding Angkor

Terakhir dan yang paling ditunggu-tunggu adalah Ta Prohm, lokasi pengambilan gambar film Tomb Rider. Temple ini terletak di luar komplek Angkor Tohm, dan memasukinya kita harus berjalan menyusuri hutan yang cukup rindang. Lagi-lagi komplek ini juga lagi di restorasi. Tapi tidak mengurangi rasa takjub atas keindahan komplek ini, pohon-pohon kapas seukuran gajah tumbuh diantara puing-puing candi. Tadinya saya berpikiran hanya ada satu pohon, ternyata salah besar. Ada puluhan pohon yang tumbuh di sana, dan hampir semuanya menutupi candi-candi itu.

Perjalanan ini kami tutup dengan menikmati es degan (lagi) di Sras Srang, konon adalah kolam mandi Raja-raja jaman dahulu. Luasnya sama dengan empat kali lapangan bola :D dan di seberangnya terdapat Banteay Kdei, sebenernya candi terakhir ini juga cukup berkesan walau jarang dikunjungi. Luasnya juga hampir sebesar komplek Ta Prohm..... THE END for explorong Angkor


12 April 2012

SIEM REAP: exploring the city


Cambodia Immigration Form
Angkor National Museum, Siem Reap
front of St. John Catholic Church, Siem Reap
 WAT PREAH PROM RATH
WAT PREAH PROM RATH

Hari kedua kita mendarat di Siem Reap akhirnya, setelah satu hari kemarin cuman diisi terbang dari Surabaya menuju Kuala Lumpur dan transit 7 jam di LCCT. Perjalanan selama hampir dua jam dengan pesawat Air Asia yang kita tumpangi mendarat di Siem reap International Airport. kamboja sudah bebas visa bagi Indonesia citizen, so kita bisa langsung melenggang ke counter imigrasi untuk minta stempel. Airportnya kecil tapi bagus banget, bangunan bergaya rumah-rumah di Thailand yang juga mirip rumah khas Minang. Nampak minimalis dengan taman-taman yang hijau di tengah bangunan. Miris rasanya kalao dibandingkan dengan airport Ngurah Rai, Bali.

Keluar dari koridor kedatangan, nampak banyak penjemput dengan papan nama, saya coba perhatikan satu persatu papan nama tersebut dan nemu "MR SUGIHARTO" satu diantaranya. Mr Penh, sopir Tuk Tuk yang menjemput kita memang sudah saya pesan dari Golden Temple Villa, guest house yang kita tinggali selama disini. Dia fasih berbahasa inggris, dan langsung menunjuk Tuk Tuk untuk mengantar kita ke hotel.

Selama perjalanan dari airport ke hotel, ada satu hal yang menarik, ternyata disini kita menggunakan jalan disebelah kanan dan mobil-mobil dengan setir di sebelah kiri.

Cukup setengah jam untuk sampai di hotel, jalanan di sini kecil dan banyak yang rusak. berdebu. Mengingatkan jaman 80an, tapi mobil-mobil sudah cukup baru. Di sepanjang perjalanan tadi banyak hotel-hotel sekelas resort di kanan kiri jalan dan memasuki kota Siem reap banyak bertebaran massage.  Indeed Siem Reap merupakan kota jujukan wisata, layaknya Bali atau Yogya.

Sesampai di GOLDEN TEMPLE VILLA kita langsung disambut ramah, di hantar ke restauran di bangunan sebelah. Please, coffee or tea and fruits (banana) for FREE. Ngak lama keluar minuman dingin (es jeruk nipis) dengan wadah dari aluminium yang diletakkan di nampan panjang seperti sampan plus kacang goreng. Sambil menyusun rencana untuk hari ini dan registrasi selesai, kita setuju untuk sewa Tuk Tuk $10 untuk seharian. Kita pakai Tuk Tuk milik Mr Penh lagi :D waktu masih menunjukkan jam 10 pagi, jadi kita titipin ransel dan dipinjamin ruang (massage) untuk ganti pakaian plus cuci muka.

Pertama, kita menuju WAT DAMNAK yang tidak terlalu jauh dari hotel. Kemudian WAT PREAH PROM RATH dimana Mr Penh menghabiskan masa kecilnya selama 15 tahun disini. dan yang terakhir adalah WAT BO. Sebelumnya kita sempet makan siang di Kitchen Angkor Chey, BBQ yang mirip yakiniku. Ah, tapi Not recommended, selain sedikit pricey untuk ukuran backpacker (kita habis $28 untuk berempat) dan makananya ga ada yang spesial.

Kitchen Angkor Chey, Sivatha Road, Siem Reap
WAT BO
WAT DAMNAK
Royal Independence Garden

Dari ketiga tempat tadi, saya paling suka bangunan di Wat Bo, walaupun tempat ini paling tidak terawat. Tapi memiliki disain yang paling cantik. Perjalanan dilanjutkan ke Gereja Katolik ST. JOHN, dan berharap ketemu dengan Romo Stepanus (salah satu alasan saya ingin mampir kesini). Puji Tuhan, selesai berdoa di dalam gereja yang berupa rumah panggung dari kayu dan beralas kayu juga (tanpa kursi) kita bertemu dengan Romo. Ternyata Romo Stepanus asli dari Wonogiri dan sudah hampir 3 tahun tinggal di sini. Setelah sedikit cerita sana-sini, terakhir istri saya mendaulat Romo untuk doa BAPA KAMI dalam bahasa kamboja. Terima Kasih Romo Stepanus.

Angkor National Museum, jujugan kami berikutnya. Kita hanya ambil foto di depan bangunan museum, dan lanjut menuju Royal Independence Garden yang terletak di pusat kota tidak jauh dari museum. Disini kita mengitari taman kota, matahari cukup terik dan untungnya banyak pohon-pohon besar mengelilingi taman. Jalan menyusuri taman sampai di Preah Ang Chek yang berada di sisi selatan taman, Mr Penh sudah menunggu kita disana.

Hari ini selesai kita menggunakan jasa Mr Penh, dan besok kita sudah janjian untuk mengelilingi Angkor Wat dari matahari terbit (Jam 5 pagi). Sore itu kita istirahat dulu di hotel, balas dendam karena semalam belum sempat tidur nyenyak.

Jam 6 sore saya sudah siap jalan-jalan lagi di sekitaran Old Market, Pub Street yang terkenal merupakan salah satu tujuannya. Malam ini kita habiskan menikmati hawker food berupa padthai, Lam Pho Cai (spring roll, rujak mangga, dan lime manggo slush di Blue Pumpkin. Rata-rata makanan dibandrol USD1, murah meriah dan mengenyangkan.



Hari ini sengaja kita pulang pagian karena besok pagi-pagi sekali sudah harus bangun untuk menikmati sunrise di Angkor Wat.