15 Juli 2010
Semarang dan kota tua
Mengelilingi kota Semarang hanya dengan mengendarai becak, sungguh mengasikkan!!
Pagi itu saya terbangun dari tidur, melihat jam masih menunjukkan jam 5.30 pagi. Dinginnya AC di kamar 1103 Hotel Gumaya, membuat saya ingin bersembunyi di balik selimut yang tebal. Ah, tapi saya urungkan niat itu karena planning mau naik becak ke kota tua.
Perjalanan dengan KA Rajawali kemarin, cukup melelahkan. perjalanan Surabaya-Semarang di tempuh selama 4-5 jam, berangkat jam 2 siang dari stasiun Pasar Turi. Dan tiba di stasiun Tawang jam 7 malam, setelah 2 kali berhenti di stasiun Babat dan stasiun Bojonegoro untuk perbaikan jenset. Shuttle car dari Hotel Gumaya sudah menunggu kita di pintu keluar....
Setelah tawar menawar dengan abang becak di seberang hotel, mulailah penjelajahan ke kota tua. Pertama-tama adalah LAWANG SEWU, lokasinya cukup dekat hanya berada di balik hotel. 10 menit kemudian saya sudah mengutak-atik kamera mencari posisi view yang menarik. Ada beberapa rombongan grup sepeda ontel sedang parkir di halaman gedung, wah nambah obyek pikir saya dalam hati.
Setelah puas dengan lawang sewu, kembalilah saya ke hotel. Jam 10 saya sudah siap dengan baju batik, menuju gereja Katedral deket Lawang Sewu tadi. Kali ini kita menghadiri pemberkatan pernikahan sepupu istri saya. Satu lagi obyek bangunan yang cukup menarik, Gereja Ratu Rosario Suci di Jalan Pandanaran No. 9 Semarang.
Bangunan gereja tua ini cukup indah, dengan pintu kayu berwarna coklat tua nampak masik kokoh. Dinding dengan ornamen batu kali berwarna hijau keabuan menambah cantik. Interior berupa kubah diatas altar, dengan jendela-jendela bergambar dengan warna-warna terang.
Selepas pemberkatan nikah, sekarang kita menjelajah kuliner. Sate kapuran menjadi jujugan pertama, saya pernah makan disini 10 tahun yang lalu saat masih berupa rumah tua. Saat ini bangunan tua itu sudah berubah menjadi bagunan ruko dua lantai, satenya masih enak seperti dulu. Tidak lupa gule kambingnya....
Berikutnya, belanja snack di Sanitas Bakery yang berada di jalan MT Haryono. Bakery ini cukup tua, kalau di lihat dari papan namanya berdiri sejak 1920an. Dengan moto: "generation to generation". Roti-rotinya cukup menggugah selera, selain itu banyak snack khas Semarang yang di tawarkan termasuk kue bakelan.
Keesokan harinya, saya sempat bertemu teman SMA yang juga bermalam di Gumaya. Dia bercerita tentang beragam kuliner, saat itu dia sempet mengajak untuk mencicipi soto bokoran tapi saya menolak. Cukup sayang rasanya ngak sempet mencicipi kuliner di Semarang, tetapi saya sudah menulis di notes beberapa kuliner yang kudu di sambangi di perjalanan berikutnya ke Semaarang.
Setelah seharian bersantai di Hotel, sore itu kami pulang ke Surabaya dengan KA Anggrek jam setengah 4 sore. Nah, obyek foto satu lagi "Stasiun Tawang". Stasiun ini cukup artistik, bergaya stasiun tua yang sudah mengalami beberapa renovasi tetapi masih menonjolkan keasliannya.
Oh ya, sebelumnya kami masih bisa mencicipi masakan restauran Bahagia (d/h HAPPY) di jalan Imam Bonjol. once of recommended chinesse food in town. Berbagai olahan chinessefood sangat menggugah selera, mulai dari soup tito, mie goreng spesial, tami goreng, swikee tauco, swikee goreng saus inggris, nasi goreng.
ciao....
Notes kuliner:
1. Soto Bokoran, Jalan Plampit. (pagi)
2. Swikee, jalan Depok.
3. Es Puter Cong Lik, Seberang RS Tlogorejo sebelah Citraland Mall. (sore)
4. Sate kambing Kapuran
5. Sate Kambing di Candi
6. Sate kambing, jalan MT Haryono
Ada rekomendasi lainnya???? post at comment please!!
Congratulation to Felix and Meivy
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
hhmmm... memang asyik berwisata kuliner dg ciri khas yang ada di suatu kota tertentu....
next jika kamu ke Sarangan (eh pernah ya ke sana?) singgahlah ke Mekar Sore...mencicipi swieke kuah taoco dan goreng khas Kim Tjam...hehhehee.....
Semangat berwisata...!!! Good luck
Sarangan!!! hmmm, terakhir sekitar 15-20 tahun yg lalu....
Pengen juga ke sana kapan2, wah rekomendasinya bagus juga....
Thanks evy!
Posting Komentar