Pagi itu hari Minggu, semalem tidur ngak nyaman banget karena ada trouble listrik di Hotel tempat kita menginap. Sebelum melanjutkan perjalanan menuju gunung Kelut, kita sempet mampir di kota Batu buat beli bekal diperjalanan. Begitu pula melewati dataran tinggi Pujon, jagung bakar cukup buat menghilangkan rasa "pengen" sambil menikmati sejuknya udara siang itu. Perjalanan dilanjutkan melewati waduk Selorejo, disini sempet nyasar ke pintu masuk waduk. Ternyata tidak ada jalan tembusan menuju gunung Kelud, akhirnya harus putar balik lagi.
Sebenernya bila dilihat dari wikimapia, gunung Kelud tepat berada di balik waduk Selorejo tetapi untuk naik ke anak Kelud kita harus berputar melalui Kandangan, Pare kemudian desa terakhir adalah Wates. Perjalanan dari Pujon sejak kita start sampai di atas anak Kelud sekitar dua jam setengah. Itu pun di selingi foto-foto di sekitaran waduk Selorejo dan stop untuk tanya-tanya petunjuk arah. Memang sangat minim sekali petunjuk arah ke Kelud, dan memasuki kota Pare petunjuk arah itu baru mulai jelas.
Perjalanan cukup mulus walaupun kondisi jalan sempit dan sedikit berlubang dari Pare sampai Wates ditambah lagi hujan, tetapi yang mengesankan desa Wates cukup rame. Dari sana bisa langsung ke Blitar maupun Tulungagung. Sedangkan dari Selorejo sampai Kandangan jalanan berkelok-kelok tetapi mulus banget. Memasuki kawasan wisata Gunung Kelud kita cukup bayar 5000 per orang, nampak pintu gerbang dengan museum di sebelah kanan dan warung-warung tempat istirahat di sebelah kiri. Perjalanan ke atas masih sekitar 7 KM lagi.
Setelah pintu gerbang kita disuguhi pemandangan hijau-hijau ditutupi kabut sedikit. Cukup sedih juga melihat cuaca yang kurang mendukung, tetapi perjalanan tinggal sedikit lagi :( Jarak pandang yang hanya lima meter agak serem juga ya, tapi saya mengendari mobil dengan perlahan dan sesekali nampak rombongan sepeda motor mulai turun. Sesampai di pelataran parkir gunung Kelud masih terlihat puluhan mobil dan sepeda motor, tetapi kabut sudah benar-benar menyelimuti. Pemandangan yang ada hanya kabut putih saja....
Di sisi kanan parkiran berjajar sederetan kursi-kursi dengan payung-payung di balik pagar, mungkin pemandangan dibalik pagar bagus bila tidak diselimuti kabut. Walau cuaca begini ternyata masih banyak wisatawan yang baru datang, bersama-sama kita melewati tunnel menuju anak Kelud. Tunnel sepanjang 500 meter itu dilengkapi dengan penerangan dengan lebar sekitar 2 meter. Anak Kelud sendiri tadinya adalah kawah yang sejak akhir 2007 mengeluarkan gundukan membentuk gunung baru.
Pemandangan di anak Kelud pun diselimuti kabut tebal, sehingga kita tidak bisa melihat apa-apa. Tetapi di sana ada warung yang menyediakan layanan foto langsung jadi dan sekaligus menjual VCD terbentuknya anak Kelud, jadi masih bisa melihat rupa Anak Kelud dari foto yang dipajang :) Ternyata sebelum memasuki tunnel tadi ada jalan setapak menuju kolam air panas, air disana mengandung sulfur. Fasilitas wisata di gunung Kelud cukup lengkap, terdapat warung-warung penjual makanan dan juga toiletpun bersih terawat. Mushola kecil nampak diatas bukit.
Setelah ambil foto-foto sedikit kita balik ke parkiran dan menyantap bekal yang tadi di beli di warung pak Sidik Batu. Rasa penasaran masih ada di hati, lain waktu pasti kembali kesini lagi.
Berikutnya melengkapi perjalanan kita adalah wisata kuliner yang akan posting akhir minggu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar