Laman

12 April 2012

SIEM REAP: exploring the city


Cambodia Immigration Form
Angkor National Museum, Siem Reap
front of St. John Catholic Church, Siem Reap
 WAT PREAH PROM RATH
WAT PREAH PROM RATH

Hari kedua kita mendarat di Siem Reap akhirnya, setelah satu hari kemarin cuman diisi terbang dari Surabaya menuju Kuala Lumpur dan transit 7 jam di LCCT. Perjalanan selama hampir dua jam dengan pesawat Air Asia yang kita tumpangi mendarat di Siem reap International Airport. kamboja sudah bebas visa bagi Indonesia citizen, so kita bisa langsung melenggang ke counter imigrasi untuk minta stempel. Airportnya kecil tapi bagus banget, bangunan bergaya rumah-rumah di Thailand yang juga mirip rumah khas Minang. Nampak minimalis dengan taman-taman yang hijau di tengah bangunan. Miris rasanya kalao dibandingkan dengan airport Ngurah Rai, Bali.

Keluar dari koridor kedatangan, nampak banyak penjemput dengan papan nama, saya coba perhatikan satu persatu papan nama tersebut dan nemu "MR SUGIHARTO" satu diantaranya. Mr Penh, sopir Tuk Tuk yang menjemput kita memang sudah saya pesan dari Golden Temple Villa, guest house yang kita tinggali selama disini. Dia fasih berbahasa inggris, dan langsung menunjuk Tuk Tuk untuk mengantar kita ke hotel.

Selama perjalanan dari airport ke hotel, ada satu hal yang menarik, ternyata disini kita menggunakan jalan disebelah kanan dan mobil-mobil dengan setir di sebelah kiri.

Cukup setengah jam untuk sampai di hotel, jalanan di sini kecil dan banyak yang rusak. berdebu. Mengingatkan jaman 80an, tapi mobil-mobil sudah cukup baru. Di sepanjang perjalanan tadi banyak hotel-hotel sekelas resort di kanan kiri jalan dan memasuki kota Siem reap banyak bertebaran massage.  Indeed Siem Reap merupakan kota jujukan wisata, layaknya Bali atau Yogya.

Sesampai di GOLDEN TEMPLE VILLA kita langsung disambut ramah, di hantar ke restauran di bangunan sebelah. Please, coffee or tea and fruits (banana) for FREE. Ngak lama keluar minuman dingin (es jeruk nipis) dengan wadah dari aluminium yang diletakkan di nampan panjang seperti sampan plus kacang goreng. Sambil menyusun rencana untuk hari ini dan registrasi selesai, kita setuju untuk sewa Tuk Tuk $10 untuk seharian. Kita pakai Tuk Tuk milik Mr Penh lagi :D waktu masih menunjukkan jam 10 pagi, jadi kita titipin ransel dan dipinjamin ruang (massage) untuk ganti pakaian plus cuci muka.

Pertama, kita menuju WAT DAMNAK yang tidak terlalu jauh dari hotel. Kemudian WAT PREAH PROM RATH dimana Mr Penh menghabiskan masa kecilnya selama 15 tahun disini. dan yang terakhir adalah WAT BO. Sebelumnya kita sempet makan siang di Kitchen Angkor Chey, BBQ yang mirip yakiniku. Ah, tapi Not recommended, selain sedikit pricey untuk ukuran backpacker (kita habis $28 untuk berempat) dan makananya ga ada yang spesial.

Kitchen Angkor Chey, Sivatha Road, Siem Reap
WAT BO
WAT DAMNAK
Royal Independence Garden

Dari ketiga tempat tadi, saya paling suka bangunan di Wat Bo, walaupun tempat ini paling tidak terawat. Tapi memiliki disain yang paling cantik. Perjalanan dilanjutkan ke Gereja Katolik ST. JOHN, dan berharap ketemu dengan Romo Stepanus (salah satu alasan saya ingin mampir kesini). Puji Tuhan, selesai berdoa di dalam gereja yang berupa rumah panggung dari kayu dan beralas kayu juga (tanpa kursi) kita bertemu dengan Romo. Ternyata Romo Stepanus asli dari Wonogiri dan sudah hampir 3 tahun tinggal di sini. Setelah sedikit cerita sana-sini, terakhir istri saya mendaulat Romo untuk doa BAPA KAMI dalam bahasa kamboja. Terima Kasih Romo Stepanus.

Angkor National Museum, jujugan kami berikutnya. Kita hanya ambil foto di depan bangunan museum, dan lanjut menuju Royal Independence Garden yang terletak di pusat kota tidak jauh dari museum. Disini kita mengitari taman kota, matahari cukup terik dan untungnya banyak pohon-pohon besar mengelilingi taman. Jalan menyusuri taman sampai di Preah Ang Chek yang berada di sisi selatan taman, Mr Penh sudah menunggu kita disana.

Hari ini selesai kita menggunakan jasa Mr Penh, dan besok kita sudah janjian untuk mengelilingi Angkor Wat dari matahari terbit (Jam 5 pagi). Sore itu kita istirahat dulu di hotel, balas dendam karena semalam belum sempat tidur nyenyak.

Jam 6 sore saya sudah siap jalan-jalan lagi di sekitaran Old Market, Pub Street yang terkenal merupakan salah satu tujuannya. Malam ini kita habiskan menikmati hawker food berupa padthai, Lam Pho Cai (spring roll, rujak mangga, dan lime manggo slush di Blue Pumpkin. Rata-rata makanan dibandrol USD1, murah meriah dan mengenyangkan.



Hari ini sengaja kita pulang pagian karena besok pagi-pagi sekali sudah harus bangun untuk menikmati sunrise di Angkor Wat.

Tidak ada komentar: