|
Keindahan Rinjani tidak ada habisnya |
Menikmati keindahan panorama dari atas Plawangan Sembalun membuat
kita malas untuk beranjak, kalau saja tidak lagi ingat bahwa perjalanan
masih memakan waktu2-3 hari lagi untuk kembali ke desa Senaru.
Menuruni
lereng bukit Plawangan Sembalun sampai ke danau Segara Anakan ternyata
cukup memakan waktu sampai hampir 3 jam. Tidak terbayang sebelumnya akan
sebegitu lamanya, karena danau terasa dekat tetapi ternyata salah!
Turunan pertama cukup curam dengan stapak beberapa dari batu dan tebing,
selanjutnya hamparan ilalang dan pohon Cemara menyertai perjalanan kita
sampai ke danau.
|
Jalan turun menuju danau Segara Anakan, berbatu dan terjal |
|
satu jembatan dalam perjalanan yang masih utuh |
|
Sesampai di danau Segara Anakan langsung melepas lelah dan penat |
|
Memancing, salah satu aktivitas menjelang makan malam |
|
kolam-kolam dari tumpukan batu kali di mata air panas |
|
berendam air panas langsung dari sumbernya, konon dapat menyembuhkan berbagai penyakit |
|
Ngopi, paling nikmat sambil menikmati pemandangan |
Sesampai di Segara Anak kita langsung merendam kaki di air yang dingin, sebelum mendirikan tenda di camping ground. Kita mendirikan tenda di tempat yang lebih tinggi, dan lokasinya agak jauh dari tenda-tenda yang lain. Tadinya ada satu tenda disana tetapi ternyata mereka pergi meninggalkan Segara Anak menuju Plawangan Sembalun.
Hujan di sore itu membuat kita terlelap, 1-2 jam merebahkan badan teramat sangat nikmat.
Dan, stok air minum kita sudah menipis, belum lagi hujan tidak reda-reda. Alhasil kita menampung air hujan untuk minum kpi sore itu, suatu yang belum pernah kami lakukan sebelumnya. Dan ternyata fine-fine saja :)
Sore itu kita habiskan untuk berendam di mata air panas yang terletak diballik bukit. Ada beberapa penduduk lokal yang sedang berendam disana, mereka membuat kolam-kolam dari batu kali yang ditumpuk-tumpul. Menurut sebagian orang berpendapat bahawa dengan berendam di air panas ini dapat menyembuhkan penyakit. Kalau menurut saya ini adalah kenikmatan.
Menjelang malam, pemandangan di Segara Anakan sedikit berbeda. Damai. Beberapa orang sedang asik berenang dan yang lainnya memancing. Sekelompok pendaki sedang menyalakan api unggun dan yang lain bermain gitar sambil bernyanyi. Suasana seperti ini yang tidak pernah aku dapat selama di kota, kebersamaan.
|
Api Unggun, melawan dingin dimalam hari |
Setelah melewati malam di pinggiran danau Segara anakan, esok harinya kita berkemas menuju desa Senaru.
ayo kita jaga bersama kebersihan RINJANI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar