catatan ketiga :)
Setelah menikmati pemandangan kota Melaka dari ketinggian di Menara Taming Sari, saatnya untuk cooling down. Secara saat itu udara Melaka memang sangat panas....
Di sebelah timur Taming Sari ini terdapat Mall yang cukup terkenal di Melaka, Dataran Pahlawan namanya. Uniknya diatas Mall ini terdapat lapangan rumput hijau, oleh karena itu mereka menyebutnya dataran (=lapangan). Memang tadinya Mall ini adalah lapangan sepak bola kata Uncle Ronald, dan sekarang sudah beralih fungsi menjadi Mall.
Dataran Pahlawan cukup lengkap dengan branded store dan beberapa Outlet Store yang harganya cukup miring. Selain itu disini juga dilengkapi beberapa foodcourt dan fast food, bahkan ada beberapa resto dan cafe juga. Ada juga Craft Market, Electronic store, wah pokoknya cukup lengkap deh...
Di sebrang jalan terdapat Mall satu lagi yaitu Mahkota Parade yang lokasinya menjadi satu dengan Mahkota Hospital dan Mahkota Hotel. Rumah sakit ini cukup terkenal bahkan banyak pasien yang datang dari luar Malaysia terutama dari Dumai (Sumatra) dan sekitarnya.
Setelah beberapa jam mengublek isi Dataran Pahlawan, tanpa sengaja saya menemukan A'Famosa yang merupakan benteng peninggalan Portugis. Tadinya saya mau cari toilet, eh gak taunya malah nemu lokasi wisata yang cukup terkenal ini :) Karena udah sore sekitar jam 4 atau 5 waktu setempat, matahari udah mulai turun dan banyak sekali wisatawan yang mengabadikan foto di benteng ini. Suara lagu dari becak-becak yang penuh bunga warna-warni ikut meramaikan suasana.
Puas menikmati A'Famosa, kita lanjut naik ke atas bukit dimana terdapat makam Belanda dan runtuhan gereja St. Paul. Menaiki anak tangga yang landai, kita berusaha sesantai mungkin untuk sampai di atas. Pemandangan di sini cukup menarik dan menjadi obyek untuk foto wedding. Dutch Cemetery bisa menjadi obyek wisata, dilihat dari batu nisannya makam ini ada antara tahun 1800-an.
Ruins of St. Paul's Church
Kalau dipikir-pikir bangunan ini mirip dengan ruins of St. Paul di Macau yang lokasinya diatas bukit dan juga sama-sama sudah runtuh. Hanya saja disini yang runtuh hanya atapnya saja, sedangkan bangunannya masih tetap utuh. Di dalam gereja berjejer batu nisan yang sangat tinggi, rata-rata setinggi 2 meter. Keindahan gereja St. paul berkurang lantaran di lokasi ini dibiarkan penjual yang mengelar dagangannya di dalam gereja :( sungguh disayangkan.
Persis di depan gereja terdapat St. paul Statue dengan tangan yang sudah hilang. Dari atas sini kita bisa melihat segala penjuru Melaka dan menikmati sunset.
Selesai menikamati pemandangan dari atas bukit, kita menuruni anak tangga menuju Christ Church atau rumah merah tadi. Anak tangga ini berbeda dengan anak tangga yang kita naiki dari A'Famosa. Cukup lelah seharian ber-"pusing-pusing" di Melaka, maka kita ambil circle fountain di depan Christ Church untuk melepas lelah. Sengaja kita balik ke sini lagi karena memang mau menuju Jonker Walk di malam hari. Lucky we are bisa melihat Rumah Merah saat siang dan petang dengan suasana yang berbeda.
next to JONKER WALK a famous walking street at weekend
Jalan ini merupakan daerah pecinan di Melaka, banyak sekali bangunan-bangunan tua di sepanjang jalan. Mirip Kya Kya di Kembang Jepun dulu, cuman disini lebih banyak menjual barang-barang seperti baju dan art craft. Selain itu juga ada penjual snack-snack dan cendol yang terkenal itu.
Rumah Baba Nyonya juga terletak di jalan ini, hanya saja saya tidak sempat untuk mampir. Oya, jangan lewatkan untuk cobain makanan-makanan yang di tawarkan oleh beberapa kedai makanan. Waktunya wisata kuliner dan belanja-belanja.... :D
- T H E E N D -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar