Laman

21 Juni 2011

Malacca yang tertinggal: Nasi Daun Pisang




hari terakhir di Melaka, kita masih punya waktu sampai sore untuk kembali ke LCCT dan pulang dengan last flight jam 10. Our newlywed, Mr and Mrs Tan ngajak kita buat lunch di restoran India. Kita sih ho-oh aja, karena memang di Surabaya jarang sekali ada depot-depot khas India. Siang itu setelah packing koper dan checkhing out dari Guest House, kita langsung meluncur ke down town.

Restoran Saravanna, south Indian cuisine "Chettinadu King" begitu tulisan di depan papan restoran. Di dalam resto udah banyak sekali numplek blek orang-orang India dan cuman terlihat satu rombongan kecil Chinese plus rombongan kita :)

Kali ini saya pesan nasi briani, nasinya coklat dengan bumbu kare dan di dalamnya terdapat satu potong ayam kare. Acar dan beberapa jenis sambel (merah dan ijo), krupuk, buah semangka, cabe kering serta bumbu-bumbu khas India di bagikan juga menjadi pelengkap. Yang menarik justru cabe keringnya, dengan rasa yang asin. Mantab!!! Kalau nasi brianinya sendiri, menurut saya salah pilih :( Terus terang saya tidak begitu suka, yah paling tidak buat pengalaman.

Selain itu kita bisa pilih nasi putih biasa dan nanti di siram bumbu-bumbu kare, lauknya pun boleh pillih sesuai selera. Seperti kalau kita pesen nasi pecel plus lauk yang bisa di pilih sendiri, hehehehe...

Ada satu culture, bila kita merasa puas dengan makanan yang dihidangkan sebaiknya daun pisang kita tutup dari atas ke bawah. Begitu pula sebaliknya, bila merasa tidak puas daun pisang di lipat ke atas. Nice!!

Tidak ada komentar: