Mupeng [banget] naik ke Bromo, lantaran minggu lalu batal brangkat, so semingguan "ngerayu" istri dan beberapa teman buat naik ke sana. Well, ternyata berhasil juga membujuk mereka dan saya juga minta supaya ga usah bawa anak-anak turut serta, biar acara hunting foto ga ribet :D
Kali ini saya stay di CEMARA INDAH Hotel, ada cerita uniknya sampe saya booking hotel ini. Di awal minggu saya coba hubungi Lava View Hotel, tetapi nomor telpon tersebut tidak ada yang angkat sampai beberapa kali. Akhirnya saya browsing-browsing dan nemu website hotel Cemara Indah. Saya pun mencoba untuk menghubungi no telpon di web tersebut, tetapi juga tidak ada yang angkat. Untungnya tercantum dua no HP contact, dan akhirnya berhasil. Setelah menanyakan beberpa kondisi dan ketersediaan kamar, saya pun langsung booking tiga kamar standard.
Sebenarnya cukup penasaran dengan hotel ini, karena berdasarkan trip advisor berada di posisi kedua tapi mengingat foto-foto review tamu (kok) tidak masuk dalam "daftar" saya :D Yah, kalau tidak di coba mana bisa bikin review.
Jam sudah menunjukkan hampir pukul enam sore saat kita memasuki lobby hotel, dan langitpun sudah gelap. Gerimis cukup membuat jalanan sedikit basah. Angin meniup cukup menusuk sampai ke tulang, cepet-cepet saya ambil jaket di jok belakang. Tidak berapa lama, setelah urusan administrasi selesai, kita di antar ke kamar yang sudah di pesan sebelumnya. Tiga kamar berupa semi bungalow, kamar saya dan Deddy bersebelahan, sedangkan kamar Ming ada di seberang.
Memasuki kamar yang tidak begitu luas, saya cukup tabjub karena berisi dua double bed ukuran 120. Jadi cukup bila di isi empat orang dewasa, terlintas di benak untuk cancel satu kamar (well, ternyata pihak hotel TIDAK mengiyakan) ya sudah, kita tetap memakai tiga kamar pesanan kita dengan sedikit penyesalan :( hahahah, but next time we will booking only one room for four person.
Lantai keramik sedingin es batu ketika saya melepaskan sendal, wew, brrrrr.. Dinding tembok yang dilapisi anyaman bambu cukup menambah suasana sedikit hangat, dan tidak "berbau" seperti di Lava View. Kamar yang di tempati Deddy agak berbeda dibanding kamar saya dan Ming, dindingnya berlapis kayu. Kamar mandi pun nampak sangat bersih dengan warna merah muda lembut, seperti baru di renovasi. Bersih.
Di teras depan di isi sepasang kursi bambu dengan coffee table di tengahnya, saya sedikit beruntung dari pada yang lain, karena dari sini nampak jelas gunung Bromo dan gunung Batok serta Pananjakan di belakangnya.
Hotel ini juga dilengkapi restaurant yang bersebelahan dengan lobby, saat malam nampak romantis, dengan lampu-lampu gantung remang-remang. Tapi kala itu kita memilih makan bakso di luar restaurant, di jejeran bangku kayu yang nyaman untuk bersantai sambil melihat pemandangan.
Sarapan pagi yang sudah included dalam pembelian kamar, terpaksa harus di bungkus karena kita kesiangan sepulang dari Pananjakan dan Savannah. Dalam kotak berisi nasi goreng, mie goreng dan telur dadar, semuanya flat.
Overall, hotel Cemara Indah recommended untuk di pilih.
Kali ini saya stay di CEMARA INDAH Hotel, ada cerita uniknya sampe saya booking hotel ini. Di awal minggu saya coba hubungi Lava View Hotel, tetapi nomor telpon tersebut tidak ada yang angkat sampai beberapa kali. Akhirnya saya browsing-browsing dan nemu website hotel Cemara Indah. Saya pun mencoba untuk menghubungi no telpon di web tersebut, tetapi juga tidak ada yang angkat. Untungnya tercantum dua no HP contact, dan akhirnya berhasil. Setelah menanyakan beberpa kondisi dan ketersediaan kamar, saya pun langsung booking tiga kamar standard.
Sebenarnya cukup penasaran dengan hotel ini, karena berdasarkan trip advisor berada di posisi kedua tapi mengingat foto-foto review tamu (kok) tidak masuk dalam "daftar" saya :D Yah, kalau tidak di coba mana bisa bikin review.
Jam sudah menunjukkan hampir pukul enam sore saat kita memasuki lobby hotel, dan langitpun sudah gelap. Gerimis cukup membuat jalanan sedikit basah. Angin meniup cukup menusuk sampai ke tulang, cepet-cepet saya ambil jaket di jok belakang. Tidak berapa lama, setelah urusan administrasi selesai, kita di antar ke kamar yang sudah di pesan sebelumnya. Tiga kamar berupa semi bungalow, kamar saya dan Deddy bersebelahan, sedangkan kamar Ming ada di seberang.
Memasuki kamar yang tidak begitu luas, saya cukup tabjub karena berisi dua double bed ukuran 120. Jadi cukup bila di isi empat orang dewasa, terlintas di benak untuk cancel satu kamar (well, ternyata pihak hotel TIDAK mengiyakan) ya sudah, kita tetap memakai tiga kamar pesanan kita dengan sedikit penyesalan :( hahahah, but next time we will booking only one room for four person.
Lantai keramik sedingin es batu ketika saya melepaskan sendal, wew, brrrrr.. Dinding tembok yang dilapisi anyaman bambu cukup menambah suasana sedikit hangat, dan tidak "berbau" seperti di Lava View. Kamar yang di tempati Deddy agak berbeda dibanding kamar saya dan Ming, dindingnya berlapis kayu. Kamar mandi pun nampak sangat bersih dengan warna merah muda lembut, seperti baru di renovasi. Bersih.
Di teras depan di isi sepasang kursi bambu dengan coffee table di tengahnya, saya sedikit beruntung dari pada yang lain, karena dari sini nampak jelas gunung Bromo dan gunung Batok serta Pananjakan di belakangnya.
Hotel ini juga dilengkapi restaurant yang bersebelahan dengan lobby, saat malam nampak romantis, dengan lampu-lampu gantung remang-remang. Tapi kala itu kita memilih makan bakso di luar restaurant, di jejeran bangku kayu yang nyaman untuk bersantai sambil melihat pemandangan.
Sarapan pagi yang sudah included dalam pembelian kamar, terpaksa harus di bungkus karena kita kesiangan sepulang dari Pananjakan dan Savannah. Dalam kotak berisi nasi goreng, mie goreng dan telur dadar, semuanya flat.
Overall, hotel Cemara Indah recommended untuk di pilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar