12 Agustus 2011
kembali ke Warung RAMAYANA
Rasanya baru kemarin kejadian ini, sekitar 15 tahun yang lalu tepatnya saat liburan kelulusan SMU *masih jaman SMA* hehehe, keliatan deh tuanya... Saat itu kita rame-rame ber-10 berlibur ke Bali, nginepnya di rumah ko Rico di Denpasar. Maklumlah masih ABG yang punya duit pas-pasan tapi maunya segudang. Sebisa mungkin kita "ngirit" pengeluaran buat akomodasi, jadi ga menyia-nyiakan aji "numpang" ini.
Satu hari, pas pulang dari jemput Yola yang waktu itu lagi kuliah awal-awal di LPBI Nusa Dua. Kita diajak ko Rico makan siang di Jimbaran. Siang bolong jam 2, puaaanas banget!! Turun dari mobil, kita cuman melihat sederet warung gak lebih dari 5 atau 6 sederhana banget. Kita masuk di salah satu warung itu, Ramayana. Keadaan masih sepi tidak satupun pengunjung, cuman kita ber-12 aja. Pantai Jimbaran di sisi barat juga tidak ada satu orang pun, kecuali perahu-perahu nelayan yang bersandar di pasir putih.
itu kesan pertama saya saat ke JIMBARAN di pertengahan 90an
Jimbaran oh Jimbaran, sekarang sudah penuh dengan warung dan restoran. Ada ratusan mungkin jumlahnya, tapi satu pun saya tidak pernah nyobain warung-warung yang baru itu. Sempat juga seh sebelum kejadian bom Bali kedua di awal 2000 ke warung Menega, kita sering banget ke warung ini. Tapi lokasinya beda, warung Menega berada di komplek yang deket Four Season hotel. Tempat inipun dikenalkan pertama kali oleh ko Rico :)
Kemarin kita sengaja datang agak pagian, sekitar jam 5 sore waktu Bali mobil kita sudah terpakir bersama dua mobil yang lain. Tamu pun hanya terlihat beberapa rombongan. Kali ini kita kembali ke warung RAMAYANA, pesanan --> sneaper (80IDR), Crazy (70IDR), udang (150IDR), kerang (50IDR), cumi (120IDR) plus kelapa muda....
Kita sengaja minta meja di ujung mulut pantai, meja-mejapun belum tertata. Sambil menunggu BBQ seafood, anak-anak asik bermain ombak ditepian pantai. Saya nungguin sambil jepret-jepret matahari yang mau tenggelam. Lihat si Reno, Seleen, Kelly dan Kelvin asiiiik buangettt....
Ngak berapa lama pesanan kita keluar, ah perut yang cuman diisi burger kecil dari GA tadi rupanya udah mulai keroncongan. Saya tetep menyukai acar mereka: mentimun + tomat + bawang putih (yang kalau digigit terasa asin). Plencing kangkung dan kacang bawang menambah nikmat. Kalau soal BBQ tidak perlu diceritakan lagi dicocol sama sambel matah (irisan bawang merah, cabe rawit, bawang putih goreng dan siraman minyak kelapa), kita sampe nambah "Crazy" satu lagi... PUAS deh makan malamnya.
Cukup lama kita disana sambil menikmati sunset, what a beautiful afternoon!! Saat gelap tiba, lampu-lampu lilin di meja-meja kelihatan romantis. Penjual jagung bakar dengan petromak ada tiap sepuluh langkah. Penjual mainan dengan lampu kedap-kedip bikin anak-anak merengek minta dibeliin. Bagus memang!! Menggantikan pemandangan langit yang tadi sore penuh dengan layang-layang beraneka bentuk.
The best place I ever had was in Bali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar